Senin, 02 Februari 2015

Sunan Kudus


Pendekatan Sunan Kudus dengan Masyarakat Kudus

SunanKudus mendirikan masjid di kota kudus pada tahun 956 Hijriyah bertepatan dengan 1549 Masehi yang diberi nama Masjid Menara Kudus yang masih berdiri hingga sekarang. Sunan kudus mengajarkan toleransi beragama karena pada saat itu di kudus beberapa masyarakat yang sudah beragama Islam. Sunan kudus mengajarkan toleransi beragama agar tercipta kerukunan umat beragama. Sunan Kudus menyembelih kerbau dan tidak menyembelih sapi untuk menghormati umat hindu pada hari Qurban sehingga hal itu membuat Durgat hindu tersentuh dan tertarik masuk ke agama Islam.

Sunan kudus juga menarik simpati umat budha dengan  membuat pancuran atau padasan wudhu dengan arca diatasnya yang berjumlah delapan buah, dimana jumlah tersebut adalah jumlah ajaran Asta Sanghika Marga yang merupakan delapan ajaran agama Budha. Setelah sunan Kudus Menjelaskan tentang agama Islam yang sebenarnya dan melihat hal tersebut, umat Budha berbondong-bondong datang ke masjid dan memeluk agama Islam.

Sunan Kudus juga tidak langsung menentang adat istiadat masyarakat yang melenceng dari ajaran islam, menabur bunga di sisi jalan, perempatan jalan ataupun menaruh sesajen di kuburan. Beliau mengarahkan agar fungsi sesajen yang berupa makanan lebih baik diberikan kepada orang yang butuh makan, orang yang kelaparan dan berdoa bukan kepada nenek moyang tetapi bedoa dan memohon hanya kepada Allah SWT agar adat tersebut tidak melenceng dari ajaran. Sunan Kudus selalu membacakan surat Al Baqarah, dalam bahasa Indonesia berarti sapi yang membuat Durgat Hindu lebih tertarik untuk mendengarkan.
Cerita dan perjalanan tentang Sunan Kudus bisa anda baca di Cerita Legenda.

Sunan Kudus

Kisah Sunan Kudus

Ja'far Shadiq Azmatkhan adalah nama asli Sunan Kudus. Beliau lahir pada tahun 1500 di daerah Jipang Panolan sebelah utara Kota Blora. Sunan Kudus mendirikan masjid pada tahun 965 Hijiriyah atau 1549 masehi dan diberi nama Masjid Menara Kudus. Masjid tersebut berdiri sampai sekarang. Sunan Kudus selalu menghormati setiap pemeluk kepercayaan selain islam.

Pada masa itu, masyarakat Kudus masih berkebanyakan pemeluk agama Hindu-Budha. Sunan Kudus menarik simpati kepada masyarakat, menghormati dan tidak pernah menentang langsung adat istiadat masyarakat yang ada. Sunan Kudus melarang menyembelih Sapi, karena untuk menghormati umat Hindu. Ajaran ini pun masih hingga sekarang. Dimasa sekarangpun jarang sekali masyarakat Kudus menyembelih sapi, bahkan mungkin tidak ada yang menyembelih sapi. Warung-warung makan di Kudus pun sampai sapai msekarang jarang sekali menjumpai makanan dari daging sapi, tapi daging kerbau, kambing ayam dan lain-lain.

Begitulah toleransi antar umat beragama, seperti yang di jelaskan dalam Agama Islam. Saling menghormati satu sama lain, agar terjaganya kerukunan umat beragama. Bukan malah mencelakakan manusia lain, walupun berbeda kepercayaan. Setiap Agama mengajarkan saling menghormati semua kepercayaan orang lain. Mengenai cerita sunan kudus yang lebih lengkap, bisa anda kunjungi di www.ceritalegenda.com.